TABEL PERIODIK YANG PERTAMA
Ilmuwan
pada permulaan tahun 1800 telah mengumpulkan sejumlah informasi yang sangat
penting tentang unsur yang mereka ketahui. Pengetahuan ini merupakan kenyataan
yang sangat penting, meskipun beberapa tidak berhubungan dengan fakta yang
dibutuhkan dalam melakukan beberapa percobaan sebelum informasi yang sempurna
dapat dicapai. Pada permulaannya percobaan – percobaan yang dilakukan untuk
mengklarifikasi unsur hasilnya sangat terbatas dan tidak sampai tahun 1869,
pelopor tabel periodik yang modern menemukan cara untuk mengatasinya. Penemuan ini merupakan hasil kerja dua ahli
kimia, Dmitri Mendeleev dari Rusia dan Julius Lothar Meyer dari Jerman. Mereka
bekerja secara terpisah, tetapi menghasilkan tabel periodik yang sama pada
waktu yang hampir bersamaan. Mendeleev mempresentasikan hasil kerjanya di depan
Persatuan Ahli Kimia Rusia (Russian Chemical Society) pada permulaan tahun
1869, tetapi periodik Meyer belum muncul sampai bulan Desember tahun itu. Dalam
hal ini Mendeleev lebih beruntung Karen atelah mempresentasikan lebih dahulu
penemuannya sehingga dia lebih dikenal sebagai penemu tabel periodik.
Mendelev
adalah seorantg guru kimia. Ketika dia mempersiapkan buku penuntun untuk
muridnya, dia menemukan bahwa jika unsurdisusun menurut massa atom yang
bertambah, unsur dengan sifat sifat yang sama akan mempunyai jarak (interval)
secara periodik (periodic interval). Sebagai contoh, diambilnya unsur lithium (Li),
natrium (Na), kalium K), dan rubidium (Rb). Setiap unsur membentuk senyawa yang
larut dalam air jika direaksikan dengan klor, dengan rumus umum MCl, dimana M
adalah Li, Na, K, dan Rb dalam daftar (Be, Mg, Ca, dan Sr, misalnya), unsur – unsur
ini juga termasuk golongan unsur yang sama. Misalnya unsur ini membentuk senyawa
BeCl2, MgCl2, CaCl2, dan SrCl2. Mendeleev menemukan fakta seperti ini terjadi
berulang – ulang dalam tabel unsurnya dan dia sadar bahwa tabel ini dapat
dibagi menjadi beberapa deret baris (row).
PANDANGAN YANG
TERBARU TENTANG ATOM
Permasalahan
yang dijumpai jika unsur disusun dalam tabel periodic Mendeleev menurut aturan
massa atom akan hilang, jika unsur-unsur ini disusun menurut nomor atomnya.
Pandangan
Dalton mengenai atom sebagai bagian yang paling kecil atau partikel yang tidak
adapt dibagi, kita ketahui sekarang bahwa hal ini tidak benar.
Eksperimen-eksperimen yang telah dimulai sejak akhir abad kesembilan belas dan
dilanjutkan sampai memperlihatkan bahwa atom itu terdiri dari partikel-partikel
subatom. Banyak partikel ini yang telah diketahui, tetapi suatu yang prinsip
yang sangat penting kita ketahui adalah proton, neutron, electron.
Proton
dan electron merupakan partikel yang bermuatan listrik. Proton dan electron ini
membawa muatan yang berbeda, dimana proton mempunyai muatan yang ditetapkan
dengan tanda positif (+) dan electron mempunyai muatan yang ditetapkan dengan
tanda negatif (-). Suatu hal yang sangat penting dipahami mengenai muatan
listrik ini adalah muatan yang berlawanan akan tarik-menarik dan muatan yang
sejenis akan tolak-menolak. Jadi, proton menarik electron, tetapi proton
menolak proton, dan electron menolak elektro. Neutron, sesuai dengan namanya
tidak bermuatan, dengan demikian muatan listriknya netral.
Dalam
SI, muatan listrik ditetapkan dalam coloumb. Satu coloumb adalah jumlah muatan
listrik yang melalui titik-titik yang telah ditentukan dalam suatu kawat jika
arus listrik sebesar 1 ampere melaluinya selama 1 detik. Dalam istilah yang
lebih umum, jika bola lampu 100 watt bersinar maka dibutuhkan waktu 1,2 detik
lamanya muatan listrik melalui kawat bola lampu itu agar diperoleh muatan 1
coloumb. Jumlah muatanini cukup besar, tetapi jumlah muatan yang dibawa oleh
satu electron sangat kecil, yaitu sebesar 1,60 x 10-19 C. Oleh
karena itu muatan electron adalah negatif, muatannya adalah -1,60 x 1019
C. Proton juga mempunyai muatan yang sama dengan electron, tetapi dengan muatan
yang berlawanan sehingga muatan proton adalah +1,60 x 10-19 C.
Jika
menghitung muatan listrik suatu partikel, selalu kalikan dengan 1, 60 x 10-19
C sehingga definisi satuan muatan listrik menjadi lebih sederhana. Dalam skala
ini, suatu electron mempunyai satu satuan muatan negatif (disebut namanya 1-)
dan suatu proton mempunyai satu satuan muatan positif (disebut muatannnya 1 +).
Partikel
subatom ini juga mempunyai sifat lain yang penting, yaitu massanya. Proton dan
neutron adalah partikel yang relative berat yang massanya kira-kira satu satuan
massa atom (1 u). sebaliknya, electron adalah partikel yang ringan denga massa
hanya kira-kira 1 / 1.836 dari massa proton. Ringkasan sifat proton, neutron,
dan electron dapat dilihat dalam Tabel 4.1
Tabel 4.1. Beberapa sifat partikel subatom
|
||||
Partikel
|
Massa
|
Muatan
|
||
Gram
|
Satuan Massa Atom (u)
|
Coloumb
|
Satuan Mutan Listrik
|
|
Proton
Neutron
Elektron
|
1,67 x 10-24
1,67 x 10-24
9,11 x 10-28
|
1,007276
1,008665
0,0005486
|
+1,602 x 10-19
0
-1,602 x 10-19
|
1+
0
1
|
INTI ATOM
Konsep
inti atom sudah dikenal oleh orang-orang yang pernah mendengar energy nuklir.
Inti adalah nama untuk partikel yang sangat kecil dan sangat padat. Berdasarkan
percobaan diketahui bahwa inti ini terletak ditengah atom. Berdasarkan
percobaan juga diperlihatkan bahwa semua proton dan neutron dari atom terletak
dalam intinya, serta electron tersebar di sekeliling inti.
Inti
merupakan bagian terpenting karena jumlah proton dalam ini yang berhubungan
dengan nomor atom suatu atom, menunjukan jumlah electron yang harus dimiliki
oleh atom agar muatan listriknya menjadi netral selain itu massa atom
ditentukan mula-mula oleh jumlah proton danneutron dalam intinya, dimana setiap
proton danneutron menyumbang kirakira satu satuan massa atom. Partikel ini
begitu berat dibanding dengan electron sehingga massa dari inti hampir sama
dengan massa atom dari suatu atom. Sebagai tambahan, karena inti sangat kecil,
kerapatan materi inti sangat besar, kira-kira 1014 g/cm3.
ISOTOP
Bentuk
atom yang bermacam-macam disebut isotop. Sifat-sifat unsur hampir seluruhnya
ditentukan oleh jumlah dari penyebaran electron disekeliling inti. Oleh sebab
itu, nomor atom yang diketahui, secara tidak langsung dapat membedakan suatu
atom dari satu unsur dari atom unsur lainnya karena jumlah electron harus sama
dengan nomor atom dalam suatu atom yang bermuatan listrik netral. Dengan
perkataan lain nomor atom suatu atom menunjukan identitas suatu unsur. Jika
massa atom dari unsur yang sama berbeda sama sekali, hal ini disebabkan oleh
perbedaan jumlah neutron yang dimiliki oleh atom tersebut.
Isotop
yang khusus dari suatu unsur ditentukan dengan cara menetapkan nomor atomnya,
yaitu dengan lambing Z dan nomor massanya A. Nomor massa merupakan penjumlahan
banyaknya proton dan neutron dari suatu atom. Dengan demikian, nomor neutron
dapat diperoleh dari perbedaan A-Z. kita gambarkan isotop secara simbolik
dengan menuliskan nomor massa atom diatas dan nomor atom dibawah, keduanya
menunjukan lambing suatu atom.
Perlu
diperhatikan bahwa kecuali karbon-12, nomor massa isotop berbeda dengan massa
yang sebetulnya yang ditetapkan dalam satuan massa atom. Sebagai contoh,
isotop 16O mempunyai nomor massa
atom 16, yang berarti jumlah banyak proton dan neutron adalah 16, sebetulnya,
massa atom 16 O yang benar adalah 15,99491 u. Ketidak sesuaian ini sangat rumit.
Kebanyakan
unsur terjadi dialam dalam bentuk campuran isotop. Unsur tembaga misalnya,
ditemukan di alam mengandung 2 isotop, 63C29 dan 65C29
yang massanya telah dapat
ditentukan dengan tepat sebesar 62,9298 dan 64,9278 u. kelimpahan relative
unsur tembaga adalah 69,09 % dan 30,91%. Dari penelitian, massa atom rata-rata
dari temaga adalah 63,55, yang diperoleh dari berat rata-rata massa isotop.
NOMOR ATOM DAN TABEL PERIODIK YANG BARU (MODERN)
Jika unsur disusun dalam tabel periodik menurut nomor
atom, semua hal yang masih diragukan yang dijumpai dalam tabel Mendeleev
menjadi hilang. Telurium dan iodium, argon dan kalium tersusun edengan
sendirinya ke tempat unsur ini seharusnya berada. Jadi, terbukti nomor ataom
suatu unsur—jumlah proton dalam inti atom tersebut—menentukan tempat unsur
tersebut atom unsur tersebut pasti
menetukan macam-macam sifat kimia dan sifat fisik unsur tersebut.
Tabel periodik yang sekarang
digunakan, angka yang di cetak di atas simbol kimia adalah nomor atom dan yang
di bawah adalah masa atom. Sama seperti tabel Mendeleev, tabel ini terdiri dari
sejumlah baris (row) yang disebut periode
yang ditandai dengan angka biasa (Arab) dan kolom vertikal yang disebut golongan, dimana setiap golongan
mengandung satu keluarga unsur. Golongan
ini juga ditandai dengan angka. Sistem penomoran yang selama ini dipakai di
Amerika Serikat hampir sama dengan sistem Mendeleev dan setiap golongan
menggunakan angka romawi dan huruf A atau B. Hal ini dapat dilihat pada bagian
atas setiap golongan. Baru-baru ini, Internasional Union of Pure and Applied
Chemistry (IUPAC) menyetujui suatu sistem alternatif di mana golongan
diberi nomor dari kiri ke kanan dimulai
dari 1 sampai 18. Angka ini diletakkan di bawah penanndaan Romawi. Sistem baru
ini telah menimbulkan perdebatan hebat. Banyak ahli kimia pengajar ilmu kimia
menentangnya.
Golongan yang ditandai dengan huruf
A (Golongan IA sampai VIIA) dan Golongan 0 menunjukkan kebersamaa (kolektif)
sebagai unsur representatif (representative
element). Penandaan dengan huruf B (Golongan I B samapai VII B) ditambah
golongan VIII di sebut unsur transisi (transition
element). Alasan penandaan Golongan A dan B adalah karena ada beberapa kesamaan
sifat unsur Golongan A dan unsur Golongan B, meskipun kesamaan sifat tersebut
kadang-kadang sedikit.
Akhirnya, ada dua baris unsur yang
diletakkan tepat di bawah bagian utama tabel. Unsur ini dikenal dengan nama unsur transisi dalam (inner transition
element), sebetulnya merupakan bagian dari bagan yang ada dalam tabel. Unsur
ini biasanya diletakkan di bawah bagan yang telah disiapkan. Dengan demikian, tabel
dapat dicetak lebih menarik sehingga huruf-huruf tidak terlalu kecil untuk
dibaca. Baris pertama unsur transisi dalam terletak setelah unsur lantanum (La)
dan baris kedua setelah unsur aktinium (Ac). Oleh karena unsur ini terletak
mengikuti baris ini, baris pertama (unsur 58 sampai 71) disebut lantanida dan baris kedua (unsur 90
sampai 103) disebut aktinida. Lantanida
juga sering disebut sebagai unsur yang
jarang dijumpai di bumi karena sangat sedikit ditemukan di dalam kerak
bumi.
Sebagian unsur mempunyai nama yang
khusus, demikian juga nomor golongannya. Sebagai contoh, unsur Golongan I A
(selain hidrogen) dikenal dengan nama logam
alkali dan unsur Golongn II A logam
alkali tanah. Unsur Golongan VIIA adalah halogen, nama ini di ambil dari
bahasa Yunani, yang berarti “pembuat garam”. Sedangkan unsur Golongan 0 di sebut gas
mulia (kadang-kadang disebut gas
inert) karena unsur ini sangat sukar bereaksi
No comments:
Post a Comment