Monday 2 July 2012

Sifat Sifat Unsur


A.      Sifat Sifat Periodik Unsur
1.         Jari- Jari Atom
Jari jari atom ialah jarak inti atom sampai kulit terluar.
Sifat sifat periodik unsur berdasarkan jari jari atomnya sebagai berikut :
a.      Unsur segolongan dalam table sistem periodik, semakin ke bawah, jumlah kulitnya semakin banyak, sehingga jari jari atomnya akan semakin besar.
b.       Jari jari atom unsur unsur seperiode dalam table sistem periodik, semakin kekanan semakin kecil. Hal ini dikarenakan jumlah electron semakin kekanan semakain banyak yang menyebabkan gaya tarik electron semakin kuat

2.       Energi Ionisasi
Energi Ionisasi ialah energy yang di perlukan untuk melepaskan elektron pada kulit terluar, jika gaya tarik inti dan electron terluarnya lemah dengan energy ionisasi kecil, maka elektronnya akan mudah lepas.
Sifat sifat periodik unsur berdasarkan energy ionisasi :
a.      Unsur dalam 1 golongan semakin kebawah energy ionisasinya semakin kecil, dikarenankan semakin kebawah, gaya tarik inti semakin lemah, sehingga electron mudah lepas.
b.       Energi ionisasi unsur dalam satu periode, semakin kekanan akan besar, kecuali energy ionisasi sebagai berikut :
-         Unsure yg berada pada golongan IIA lebih besar daripada golongan IIIA yang terletak d kanannya
-         Unsur unsure yang berada pada golongan VA lebih besar dari pada unsure golongan  VIA yang berada di kanannya


3.       Elektronegatif
Elektronegatif ialah kemampuan atom untuk menangkap electron dari atom lain. sifat-sifat periodic unsure berdasarkan elektronegatifnya sebagai berikut :
a.    Unsur-unsur dalam satu golongan semakin kebawah elektronegatifnya akan semakin kecil hal ini terjadi karena gaya tarik inti yang semakin lemah, sehingga sukar menarik elektron dari luar.
b.     Unsur-unsur dalam satu periode, elektronegatifnya semakin kekanan akan semakin besar. Hal ini terjadi karena gaya tarik inti yang makin kuat, sehingga mudah menarik electron dari luar.

4.      Sifat logam

Sifat logam sebagai berikut :
a)       Mengkilap
b)       Mengantarkan listrik
c)       Dapat  ditempa menjadi lempengan tipis
d)       Dapat direntangkan menjadi kawat.
e)       Cenderung menangkap electron

Sifat-sifat periodic unsure berdasarkan sifat logamnya sebagai berikut :
a.    Sifat logam pada unsure-unsur satu golongan pada tabel sistem periodik, semakin kebawaah semakin besar karena makin mudah melepaskan electron ( gaya tarik inti semakin lemah )
b.    Sebaliknya, dalam satu periode, semakin ke kanan sifat logamnya akan semakin berkurang, karena semakin sulit melepas electron.



5.    Reaktivitas
    Reaktivitas adalah sifat suatu unsure yang mudah bereaksi, mudah menangkap dan mudah melepas electron.
    Unsure logam dalam satu golongan di dalam table system periodic unsure semakin ke kanan akan semakin mudah melepas electron, semakin mudah bereaksi. Sifat ini berlawanan dengan sifat unsure non logam.

6.    Titik leleh dan titik didih
    Mendidih dan meleleh dalah suatu peristiwa lepasnya ikatan gaya tarik menarik antara inti  atom dan elektronnya.
    Unsure logam yang segolongan dalam table system periodic unsure, semakin kebawah, titik didih dan titik lelehnya semakin rendah. Hal ini disebab adanya ikatan hydrogen.
    Unsure non logam dalam satu golongan semakin ke bawah, titik didih dan titik lelehnya semakin tinggi yang dipengaruhi oleh massa atom.

7.    Daya hantar listrik
    Daya hantar listrik berhubungan erat dengan ikatan logam. Dapat diharapkan tiga unsure logam dari period eke tiga yaitu Na, Ng, dan Al, merupakan penghantar listrik yang baik. Tetapi belum dipelajari keadaan logam secara cukup mendetail untuk dapat membuat berbedaan kemampuan daya hantat listrik di antara ketiganya.
    Silicon sebagai penghantar listrik tidak sebaik tiga unsure yang sebelumnya. Unsure periode ketiga sisanya, yakni P, S dan Cl (  dan Ar ) adalah bukan logam, karena itu, tidak menghantarkan listrik. 

Sejarah SPU


TABEL PERIODIK YANG PERTAMA

Ilmuwan pada permulaan tahun 1800 telah mengumpulkan sejumlah informasi yang sangat penting tentang unsur yang mereka ketahui. Pengetahuan ini merupakan kenyataan yang sangat penting, meskipun beberapa tidak berhubungan dengan fakta yang dibutuhkan dalam melakukan beberapa percobaan sebelum informasi yang sempurna dapat dicapai. Pada permulaannya percobaan – percobaan yang dilakukan untuk mengklarifikasi unsur hasilnya sangat terbatas dan tidak sampai tahun 1869, pelopor tabel periodik yang modern menemukan cara untuk mengatasinya.  Penemuan ini merupakan hasil kerja dua ahli kimia, Dmitri Mendeleev dari Rusia dan Julius Lothar Meyer dari Jerman. Mereka bekerja secara terpisah, tetapi menghasilkan tabel periodik yang sama pada waktu yang hampir bersamaan. Mendeleev mempresentasikan hasil kerjanya di depan Persatuan Ahli Kimia Rusia (Russian Chemical Society) pada permulaan tahun 1869, tetapi periodik Meyer belum muncul sampai bulan Desember tahun itu. Dalam hal ini Mendeleev lebih beruntung Karen atelah mempresentasikan lebih dahulu penemuannya sehingga dia lebih dikenal sebagai penemu tabel periodik.
Mendelev adalah seorantg guru kimia. Ketika dia mempersiapkan buku penuntun untuk muridnya, dia menemukan bahwa jika unsurdisusun menurut massa atom yang bertambah, unsur dengan sifat sifat yang sama akan mempunyai jarak (interval) secara periodik (periodic interval). Sebagai contoh, diambilnya unsur lithium (Li), natrium (Na), kalium K), dan rubidium (Rb). Setiap unsur membentuk senyawa yang larut dalam air jika direaksikan dengan klor, dengan rumus umum MCl, dimana M adalah Li, Na, K, dan Rb dalam daftar (Be, Mg, Ca, dan Sr, misalnya), unsur – unsur ini juga termasuk golongan unsur yang sama. Misalnya unsur ini membentuk senyawa BeCl2, MgCl2, CaCl2, dan SrCl2. Mendeleev menemukan fakta seperti ini terjadi berulang – ulang dalam tabel unsurnya dan dia sadar bahwa tabel ini dapat dibagi menjadi beberapa deret baris (row).
PANDANGAN YANG TERBARU TENTANG ATOM
            Permasalahan yang dijumpai jika unsur disusun dalam tabel periodic Mendeleev menurut aturan massa atom akan hilang, jika unsur-unsur ini disusun menurut nomor atomnya.
            Pandangan Dalton mengenai atom sebagai bagian yang paling kecil atau partikel yang tidak adapt dibagi, kita ketahui sekarang bahwa hal ini tidak benar. Eksperimen-eksperimen yang telah dimulai sejak akhir abad kesembilan belas dan dilanjutkan sampai memperlihatkan bahwa atom itu terdiri dari partikel-partikel subatom. Banyak partikel ini yang telah diketahui, tetapi suatu yang prinsip yang sangat penting kita ketahui adalah proton, neutron, electron.
            Proton dan electron merupakan partikel yang bermuatan listrik. Proton dan electron ini membawa muatan yang berbeda, dimana proton mempunyai muatan yang ditetapkan dengan tanda positif (+) dan electron mempunyai muatan yang ditetapkan dengan tanda negatif (-). Suatu hal yang sangat penting dipahami mengenai muatan listrik ini adalah muatan yang berlawanan akan tarik-menarik dan muatan yang sejenis akan tolak-menolak. Jadi, proton menarik electron, tetapi proton menolak proton, dan electron menolak elektro. Neutron, sesuai dengan namanya tidak bermuatan, dengan demikian muatan listriknya netral.
            Dalam SI, muatan listrik ditetapkan dalam coloumb. Satu coloumb adalah jumlah muatan listrik yang melalui titik-titik yang telah ditentukan dalam suatu kawat jika arus listrik sebesar 1 ampere melaluinya selama 1 detik. Dalam istilah yang lebih umum, jika bola lampu 100 watt bersinar maka dibutuhkan waktu 1,2 detik lamanya muatan listrik melalui kawat bola lampu itu agar diperoleh muatan 1 coloumb. Jumlah muatanini cukup besar, tetapi jumlah muatan yang dibawa oleh satu electron sangat kecil, yaitu sebesar 1,60 x 10-19 C. Oleh karena itu muatan electron adalah negatif, muatannya adalah -1,60 x 1019 C. Proton juga mempunyai muatan yang sama dengan electron, tetapi dengan muatan yang berlawanan sehingga muatan proton adalah +1,60 x 10-19 C.
            Jika menghitung muatan listrik suatu partikel, selalu kalikan dengan 1, 60 x 10-19 C sehingga definisi satuan muatan listrik menjadi lebih sederhana. Dalam skala ini, suatu electron mempunyai satu satuan muatan negatif (disebut namanya 1-) dan suatu proton mempunyai satu satuan muatan positif (disebut muatannnya 1 +).
            Partikel subatom ini juga mempunyai sifat lain yang penting, yaitu massanya. Proton dan neutron adalah partikel yang relative berat yang massanya kira-kira satu satuan massa atom (1 u). sebaliknya, electron adalah partikel yang ringan denga massa hanya kira-kira 1 / 1.836 dari massa proton. Ringkasan sifat proton, neutron, dan electron dapat dilihat dalam Tabel 4.1
Tabel 4.1. Beberapa sifat partikel subatom
Partikel
Massa
Muatan
Gram
Satuan Massa Atom (u)
Coloumb
Satuan Mutan Listrik
Proton
Neutron
Elektron
1,67 x 10-24
1,67 x 10-24
9,11 x 10-28
1,007276
1,008665
0,0005486
+1,602 x 10-19
0
-1,602 x 10-19
1+
0
1

INTI ATOM
            Konsep inti atom sudah dikenal oleh orang-orang yang pernah mendengar energy nuklir. Inti adalah nama untuk partikel yang sangat kecil dan sangat padat. Berdasarkan percobaan diketahui bahwa inti ini terletak ditengah atom. Berdasarkan percobaan juga diperlihatkan bahwa semua proton dan neutron dari atom terletak dalam intinya, serta electron tersebar di sekeliling inti.
            Inti merupakan bagian terpenting karena jumlah proton dalam ini yang berhubungan dengan nomor atom suatu atom, menunjukan jumlah electron yang harus dimiliki oleh atom agar muatan listriknya menjadi netral selain itu massa atom ditentukan mula-mula oleh jumlah proton danneutron dalam intinya, dimana setiap proton danneutron menyumbang kirakira satu satuan massa atom. Partikel ini begitu berat dibanding dengan electron sehingga massa dari inti hampir sama dengan massa atom dari suatu atom. Sebagai tambahan, karena inti sangat kecil, kerapatan materi inti sangat besar, kira-kira 1014 g/cm3.
ISOTOP                                   
            Bentuk atom yang bermacam-macam disebut isotop. Sifat-sifat unsur hampir seluruhnya ditentukan oleh jumlah dari penyebaran electron disekeliling inti. Oleh sebab itu, nomor atom yang diketahui, secara tidak langsung dapat membedakan suatu atom dari satu unsur dari atom unsur lainnya karena jumlah electron harus sama dengan nomor atom dalam suatu atom yang bermuatan listrik netral. Dengan perkataan lain nomor atom suatu atom menunjukan identitas suatu unsur. Jika massa atom dari unsur yang sama berbeda sama sekali, hal ini disebabkan oleh perbedaan jumlah neutron yang dimiliki oleh atom tersebut.
            Isotop yang khusus dari suatu unsur ditentukan dengan cara menetapkan nomor atomnya, yaitu dengan lambing Z dan nomor massanya A. Nomor massa merupakan penjumlahan banyaknya proton dan neutron dari suatu atom. Dengan demikian, nomor neutron dapat diperoleh dari perbedaan A-Z. kita gambarkan isotop secara simbolik dengan menuliskan nomor massa atom diatas dan nomor atom dibawah, keduanya menunjukan lambing suatu atom.
            Perlu diperhatikan bahwa kecuali karbon-12, nomor massa isotop berbeda dengan massa yang sebetulnya yang ditetapkan dalam satuan massa atom. Sebagai contoh, isotop  16O mempunyai nomor massa atom 16, yang berarti jumlah banyak proton dan neutron adalah 16, sebetulnya, massa atom 16 O yang benar adalah 15,99491 u.  Ketidak sesuaian ini sangat rumit.
   Kebanyakan unsur terjadi dialam dalam bentuk campuran isotop. Unsur tembaga misalnya, ditemukan di alam mengandung 2 isotop, 63C29 dan 65C29  yang massanya telah dapat ditentukan dengan tepat sebesar 62,9298 dan 64,9278 u. kelimpahan relative unsur tembaga adalah 69,09 % dan 30,91%. Dari penelitian, massa atom rata-rata dari temaga adalah 63,55, yang diperoleh dari berat rata-rata massa isotop.
NOMOR ATOM DAN TABEL PERIODIK YANG BARU (MODERN)
Jika unsur disusun dalam tabel periodik menurut nomor atom, semua hal yang masih diragukan yang dijumpai dalam tabel Mendeleev menjadi hilang. Telurium dan iodium, argon dan kalium tersusun edengan sendirinya ke tempat unsur ini seharusnya berada. Jadi, terbukti nomor ataom suatu unsur—jumlah proton dalam inti atom tersebut—menentukan tempat unsur tersebut  atom unsur tersebut pasti menetukan macam-macam sifat kimia dan sifat fisik unsur tersebut.
            Tabel periodik yang sekarang digunakan, angka yang di cetak di atas simbol kimia adalah nomor atom dan yang di bawah adalah masa atom. Sama seperti tabel Mendeleev, tabel ini terdiri dari sejumlah baris (row) yang disebut periode yang ditandai dengan angka biasa (Arab) dan kolom vertikal yang disebut golongan, dimana setiap golongan mengandung satu keluarga unsur. Golongan ini juga ditandai dengan angka. Sistem penomoran yang selama ini dipakai di Amerika Serikat hampir sama dengan sistem Mendeleev dan setiap golongan menggunakan angka romawi dan huruf A atau B. Hal ini dapat dilihat pada bagian atas setiap golongan. Baru-baru ini, Internasional Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC) menyetujui suatu sistem alternatif di mana golongan diberi  nomor dari kiri ke kanan dimulai dari 1 sampai 18. Angka ini diletakkan di bawah penanndaan Romawi. Sistem baru ini telah menimbulkan perdebatan hebat. Banyak ahli kimia pengajar ilmu kimia menentangnya.
            Golongan yang ditandai dengan huruf A (Golongan IA sampai VIIA) dan Golongan 0 menunjukkan kebersamaa (kolektif) sebagai unsur representatif (representative element). Penandaan dengan huruf B (Golongan I B samapai VII B) ditambah golongan VIII di sebut unsur transisi (transition element). Alasan penandaan Golongan A dan B adalah karena ada beberapa kesamaan sifat unsur Golongan A dan unsur Golongan B, meskipun kesamaan sifat tersebut kadang-kadang sedikit.
            Akhirnya, ada dua baris unsur yang diletakkan tepat di bawah bagian utama tabel. Unsur ini dikenal dengan nama unsur transisi dalam (inner transition element), sebetulnya merupakan bagian dari bagan yang ada dalam tabel. Unsur ini biasanya diletakkan di bawah bagan yang telah disiapkan. Dengan demikian, tabel dapat dicetak lebih menarik sehingga huruf-huruf tidak terlalu kecil untuk dibaca. Baris pertama unsur transisi dalam terletak setelah unsur lantanum (La) dan baris kedua setelah unsur aktinium (Ac). Oleh karena unsur ini terletak mengikuti baris ini, baris pertama (unsur 58 sampai 71) disebut lantanida dan baris kedua (unsur 90 sampai 103) disebut aktinida. Lantanida juga sering disebut sebagai unsur yang jarang dijumpai di bumi karena sangat sedikit ditemukan di dalam kerak bumi.
            Sebagian unsur mempunyai nama yang khusus, demikian juga nomor golongannya. Sebagai contoh, unsur Golongan I A (selain hidrogen) dikenal dengan nama logam alkali dan unsur Golongn II A logam alkali tanah. Unsur Golongan VIIA adalah halogen, nama ini di ambil dari bahasa Yunani, yang berarti “pembuat garam”. Sedangkan unsur Golongan 0  di sebut gas mulia (kadang-kadang disebut gas inert) karena unsur ini sangat sukar bereaksi

Friday 2 December 2011

KEBENARAN SEBAGAI DASAR PENELITIAN

1. Latar Belakang Kebenaran

Perjalanan menuju pengetahuan yang sempurna dan kebenaran yang tinggi cukup pelik dan berliku. Sejarah peradaban manusia menunjukkan adanya usaha yang tidak mengenal lelah. Pendorong ke arah itu adalah kodrat, manusia yang sifatnya selalu ingin tahu.

Penelitian, cara yang dipakai untuk memcahkan masalah dalam ilmu, merupakan penyempurnann cara-cara yang lebih dahulu dikenal manusia. Hanya dengan mengumpulka pengetahuan dan pengalaman selama perjalanan sejarah, manusia akhirnya menemukan jalan lebih banyak memnberikan kepastian akan kebenaran hasilnya.

Dapat dikatakan bahwa pada orang-orang atau golongan tertentu, kepercayaan gaib masih tetap kokoh tumbuh dengan subur menjdai darah daging yang menguasai cara hidup mereka. Cara berpikir tersebut menghambat atau mungkin berlawanan dengan cara berpikir ilmiah.

1.1.Syarat Kebenaran Imiah

1) Koherensi

Suatu dianggap benar jika pernyataan tersebut koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.

2) Korespondensi

Suatu pernyataan dianggap benar jika materi pengetahuan yang dikandungnya berhubungan atau mempunyai koresppndensi dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut atau sesuai dengan faktanya.

3) Pragmatis

Pernyataan dianggap benar karena pernyataan tersebut mempunyai sifat pragmatis atau fungsional dalam kehidupan praktis, dapat dipraktikkan dan didayagunakan bagi kehidupan manusia di dunia.

1.2. Jalan Mencari Kebenaran

1) Penemuan Kebenaran secara Kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan tidak lain adalah takdir Allah.

2) Penemuan kebenaran melalui Trial and Error/Coba dan Ralat

Bekerja secara coba dan ralat adalah melakukan suatu pekerjaan secara aktif dengan mengulang-ulang pekerjaan tersebut berkali-kali dengan menukar-nukar cara dan materi.

3) Penemuan Kebenaran melalui Spekulasi

Penemuan dengan cara ini memerlukan pandangan yang tajam walaupun penuh spekulasi. Penemuan kebenaran yang memikul resiko untung rugi sama banyak ini tiadk dianggap sebagai kebenaran ilmiah.

4) Penemuan Kebenaran melalui Kewibawaan

Kebenaran ini berasal dari pendapat orang-orang yang dianggap berwibawa, yaitu kebenaran berdasarkan penghormatan pada pendapat orang yang dianggap berwibawa. Kewibawaan dapat dipakai sebagai dasar kebenaran jika dipikirkan kemungkinan adanya kesalahan bila diterima secara mutlak.

5) Penemuan Kebenaran melalui Berpikir kritis

Keuntungan manusia yang paling besar adalah kemampuannya berpikir. Melalui ini, manusia dapat merangkum pengalaman dan fenomena dalam suatu rumusan untuk mencapai kebenaran.

6) Penemuan Kebenaran melalui Penelitian Ilmiah

Metode penelitian adalah penyaluran hasrat ingin tahu manusia dalam taraf keilmuan. Metode ilmiah hanya akan menarik dan membenarkan suatu kesimpulan apabila telah dibentengi dengan bukti-bukti yang meyakinkan, yang dikumpulkan melalui prosedur yang sistematis,jelas, dan terkontrol.

1.3. Ramalan

Ramalan ialah inferansi yang berisi pernyataan tentang apa yang akan terjadi pada masa datang. Ramalan disusun berdasarkan hasil penalaran yang berangkat dari fakta.

Agar dapat meramalkan, ilmu lebih dahulu harus dapat menjelaskan apa, mengapa, dan bagaimana suatu masalah yang dihadapi. Penjelasan ini dapat diperoleh melalui prosedur ilmiah yang mencakup langkah utama : penemuan dan perumusan masalah;penyusunan ,atau hipotesis;pengumpulan data,verifikasi dan menarik kesimpulan. Berdasarkan penelitian inilah, suatu ramalan difikirkan dan disusun. Kesimpulan ini bersifat probabilitas atau mempunyai peluang untuk keliru,begitu juga ramalan.

Kata atau ungkapan yang digunakan dalam tulisan yang merupakan ramalan yaitu;

1. Meramalkan/diramalkan

2. Memperkirakan/diperkirakan

3. Sangat mungkin

4. Sangat boleh jadi

5. Anggapan

6. Dapat diproyeksikan

7. Mungkin

8. Kata-kata ungkapan yang mengatakan hubungan sebab-akibat

1.4. Proses berfikir

Dengan adanya keingintahuan manusia yang terus-menerus,maka ilmu akan terus berkembang dan membantu kemampuan berpesepsi serta berkemampuan logis. Dengan adanya kesamaan antara “Konsep ilmu dan proses berfikir”, maka manusia dapat memecahkan masalah yang dihadapi dalam hidupnya. Permasalahan muncul karena adanya sanksi/ keraguan akan suatu keinginan dan untuk memperoleh suatu ketentuan yang kemudian muncul menjadi suatu masalah yang khas.

Proses berfikir manusia digambarkan dalam urutan sebagai berikut;

1. Timbul rasa sulit, baik dalam bentuk adaptasi terhadap alat, mengenal sifat, atau dalam menerangkan hal-hal yang muncul secara tiba-tiba.

2. Rasa sulit tersebut didefinisikan/dirumuskan dalam bentuk permasalahan.

3. Mencari kemungkinan pemecahan yang berupa reka-reka,hipotesis,inferensi,atau teori.

4. Ide-ide pemecahan masalah diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi dengan jalan mengumpulkan bukti-bukti(data)

5. Menguatkan pembuktian tentang ide diatasa dan menyimpulkan melalui keterangan-keterangan atau percobaan-percobaan(pengolahan data)

Berfikir secara nalar mempunyai dua kriteria yaitu: berfikir logis dan berfikir analitis.

a. Berfikis Logis

Artinya suatu kebenaran dapat diterima oleh suatu pihak, tetapi dapat ditolak oleh pihak lain. Kecenderungan yang dapat menjurus kepada kekacauan bernalar ini disebabkan oleh perbedaan persepsi dari masig-masing pihak.

b. Berfiri Analitis

Pada hakikatnya berpikir ilmiah merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan induktif, masing-masing berkaitan secara rasional (rasio sebagai sumber kebenaran) dan empiris (fakta sebagai sumber kebenaran).

1.5.Ilmu dan Pengetahuan

Ilmu adalah pengetahuan tentang fakta, baik itu yang bersifat natural maupun sosial yang berlaku umum dan sistematis atau pengetahuan yang sudah diatur menurut urutan dan arti serta menyeluruh dan sistematis.

Ilmu adalah pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dan berlaku umum, sedangkan pengetahuan adalah pengalaman yang bersifat pribadi atau kelompok; belum disusun secara sistematis karena belum dicoba dan diuji.

1.6. Penelitian

Penelitian adalah terjemah dari research, artinya mencari kembali. Secara umum penelitian ialah kegiatan/alat untuk memperoleh jawaban/kebenaran mengenai suatu fenomena yang diamati.

Langkah penelitian diturunkan dari proses berpikir berikut:

· Menemukan dan mengidentifikasikan/merumuskan masalah.

· Berdasarkan maasalah dibangun kerangka teori hingga sampai pada hipotesis (kesimpulan sementara yang di tarik dari teori dan fenomena).

· Pengumpulan data.

· Pengolahan data;menjaring,menyusun,menguji data;menarik,membahas hasil uji dan akhirnya menarik kesimpulan.

· Publikasi.

Penelitian adalah suatu proses,ilmu adalah hasilnya.Penelitian dan ilmu sebagai proses untuk mendapatkan kebenaran.

KEBENARAN SEBAGAI DASAR PENELITIAN

1. Latar Belakang Kebenaran

Perjalanan menuju pengetahuan yang sempurna dan kebenaran yang tinggi cukup pelik dan berliku. Sejarah peradaban manusia menunjukkan adanya usaha yang tidak mengenal lelah. Pendorong ke arah itu adalah kodrat, manusia yang sifatnya selalu ingin tahu.

Penelitian, cara yang dipakai untuk memcahkan masalah dalam ilmu, merupakan penyempurnann cara-cara yang lebih dahulu dikenal manusia. Hanya dengan mengumpulka pengetahuan dan pengalaman selama perjalanan sejarah, manusia akhirnya menemukan jalan lebih banyak memnberikan kepastian akan kebenaran hasilnya.

Dapat dikatakan bahwa pada orang-orang atau golongan tertentu, kepercayaan gaib masih tetap kokoh tumbuh dengan subur menjdai darah daging yang menguasai cara hidup mereka. Cara berpikir tersebut menghambat atau mungkin berlawanan dengan cara berpikir ilmiah.

1.1.Syarat Kebenaran Imiah

1) Koherensi

Suatu dianggap benar jika pernyataan tersebut koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.

2) Korespondensi

Suatu pernyataan dianggap benar jika materi pengetahuan yang dikandungnya berhubungan atau mempunyai koresppndensi dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut atau sesuai dengan faktanya.

3) Pragmatis

Pernyataan dianggap benar karena pernyataan tersebut mempunyai sifat pragmatis atau fungsional dalam kehidupan praktis, dapat dipraktikkan dan didayagunakan bagi kehidupan manusia di dunia.

1.2. Jalan Mencari Kebenaran

1) Penemuan Kebenaran secara Kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan tidak lain adalah takdir Allah.

2) Penemuan kebenaran melalui Trial and Error/Coba dan Ralat

Bekerja secara coba dan ralat adalah melakukan suatu pekerjaan secara aktif dengan mengulang-ulang pekerjaan tersebut berkali-kali dengan menukar-nukar cara dan materi.

3) Penemuan Kebenaran melalui Spekulasi

Penemuan dengan cara ini memerlukan pandangan yang tajam walaupun penuh spekulasi. Penemuan kebenaran yang memikul resiko untung rugi sama banyak ini tiadk dianggap sebagai kebenaran ilmiah.

4) Penemuan Kebenaran melalui Kewibawaan

Kebenaran ini berasal dari pendapat orang-orang yang dianggap berwibawa, yaitu kebenaran berdasarkan penghormatan pada pendapat orang yang dianggap berwibawa. Kewibawaan dapat dipakai sebagai dasar kebenaran jika dipikirkan kemungkinan adanya kesalahan bila diterima secara mutlak.

5) Penemuan Kebenaran melalui Berpikir kritis

Keuntungan manusia yang paling besar adalah kemampuannya berpikir. Melalui ini, manusia dapat merangkum pengalaman dan fenomena dalam suatu rumusan untuk mencapai kebenaran.

6) Penemuan Kebenaran melalui Penelitian Ilmiah

Metode penelitian adalah penyaluran hasrat ingin tahu manusia dalam taraf keilmuan. Metode ilmiah hanya akan menarik dan membenarkan suatu kesimpulan apabila telah dibentengi dengan bukti-bukti yang meyakinkan, yang dikumpulkan melalui prosedur yang sistematis,jelas, dan terkontrol.

1.3. Ramalan

Ramalan ialah inferansi yang berisi pernyataan tentang apa yang akan terjadi pada masa datang. Ramalan disusun berdasarkan hasil penalaran yang berangkat dari fakta.

Agar dapat meramalkan, ilmu lebih dahulu harus dapat menjelaskan apa, mengapa, dan bagaimana suatu masalah yang dihadapi. Penjelasan ini dapat diperoleh melalui prosedur ilmiah yang mencakup langkah utama : penemuan dan perumusan masalah;penyusunan ,atau hipotesis;pengumpulan data,verifikasi dan menarik kesimpulan. Berdasarkan penelitian inilah, suatu ramalan difikirkan dan disusun. Kesimpulan ini bersifat probabilitas atau mempunyai peluang untuk keliru,begitu juga ramalan.

Kata atau ungkapan yang digunakan dalam tulisan yang merupakan ramalan yaitu;

1. Meramalkan/diramalkan

2. Memperkirakan/diperkirakan

3. Sangat mungkin

4. Sangat boleh jadi

5. Anggapan

6. Dapat diproyeksikan

7. Mungkin

8. Kata-kata ungkapan yang mengatakan hubungan sebab-akibat

1.4. Proses berfikir

Dengan adanya keingintahuan manusia yang terus-menerus,maka ilmu akan terus berkembang dan membantu kemampuan berpesepsi serta berkemampuan logis. Dengan adanya kesamaan antara “Konsep ilmu dan proses berfikir”, maka manusia dapat memecahkan masalah yang dihadapi dalam hidupnya. Permasalahan muncul karena adanya sanksi/ keraguan akan suatu keinginan dan untuk memperoleh suatu ketentuan yang kemudian muncul menjadi suatu masalah yang khas.

Proses berfikir manusia digambarkan dalam urutan sebagai berikut;

1. Timbul rasa sulit, baik dalam bentuk adaptasi terhadap alat, mengenal sifat, atau dalam menerangkan hal-hal yang muncul secara tiba-tiba.

2. Rasa sulit tersebut didefinisikan/dirumuskan dalam bentuk permasalahan.

3. Mencari kemungkinan pemecahan yang berupa reka-reka,hipotesis,inferensi,atau teori.

4. Ide-ide pemecahan masalah diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi dengan jalan mengumpulkan bukti-bukti(data)

5. Menguatkan pembuktian tentang ide diatasa dan menyimpulkan melalui keterangan-keterangan atau percobaan-percobaan(pengolahan data)

Berfikir secara nalar mempunyai dua kriteria yaitu: berfikir logis dan berfikir analitis.

a. Berfikis Logis

Artinya suatu kebenaran dapat diterima oleh suatu pihak, tetapi dapat ditolak oleh pihak lain. Kecenderungan yang dapat menjurus kepada kekacauan bernalar ini disebabkan oleh perbedaan persepsi dari masig-masing pihak.

b. Berfiri Analitis

Pada hakikatnya berpikir ilmiah merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan induktif, masing-masing berkaitan secara rasional (rasio sebagai sumber kebenaran) dan empiris (fakta sebagai sumber kebenaran).

1.5.Ilmu dan Pengetahuan

Ilmu adalah pengetahuan tentang fakta, baik itu yang bersifat natural maupun sosial yang berlaku umum dan sistematis atau pengetahuan yang sudah diatur menurut urutan dan arti serta menyeluruh dan sistematis.

Ilmu adalah pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dan berlaku umum, sedangkan pengetahuan adalah pengalaman yang bersifat pribadi atau kelompok; belum disusun secara sistematis karena belum dicoba dan diuji.

1.6. Penelitian

Penelitian adalah terjemah dari research, artinya mencari kembali. Secara umum penelitian ialah kegiatan/alat untuk memperoleh jawaban/kebenaran mengenai suatu fenomena yang diamati.

Langkah penelitian diturunkan dari proses berpikir berikut:

· Menemukan dan mengidentifikasikan/merumuskan masalah.

· Berdasarkan maasalah dibangun kerangka teori hingga sampai pada hipotesis (kesimpulan sementara yang di tarik dari teori dan fenomena).

· Pengumpulan data.

· Pengolahan data;menjaring,menyusun,menguji data;menarik,membahas hasil uji dan akhirnya menarik kesimpulan.

· Publikasi.

Penelitian adalah suatu proses,ilmu adalah hasilnya.Penelitian dan ilmu sebagai proses untuk mendapatkan kebenaran.